SASIS SEPEDA MOTOR
Pada artikel yang terdahulu saya telah bahas tentang mesin sepeda motor, pada artikel kali ini sebagai kelanjutannya saya akan membahas tentang bagian-bagian yang termasuk pada chasis sepeda motor.
Gambar : 3. Rangka jenis pressed steel
(A) (B)
Gambar 24
Pada artikel yang terdahulu saya telah bahas tentang mesin sepeda motor, pada artikel kali ini sebagai kelanjutannya saya akan membahas tentang bagian-bagian yang termasuk pada chasis sepeda motor.
Chasis
atau rangka adalah salah satu bagian yang penting sekali pada kendaraan
, karena rangka ibarat tulang punggung bagi kendaraan baik mobil maupun
sepeda motor. Hampir seluruh bagian-bagian penting dipasang pada
rangka. Rangka harus dibuat dari bahan yang cukup kuat untuk menahan
atau memikul beban kendaraan. Konstruksinya disesuaikan untuk
kebutuhan-kebutuhan dalam kegunaanya. Rangka pada setiap kendaraan
umumnya mempunyai bentuk yang hampir sama, karena adanya persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi.
A. Rangka
sepeda motor
Rangka
pada sepeda motor berfungsi sebagai wadah penempatan engine, sistem kelistrikan
dan kelengkapan-kelengkapan lainnya serta sekaligus sebagai penyangga penumpang.
Bagian rangka juga mencakup komponen komponen lain yang berhubungan dengan
fungsi keindahan dan kenyamanan berkendara. Rancangan pembuatan sebuah rangka
ditentukan oleh beberapa kepentingan yaitu disesuaikan dengan besar kapasitas
mesin (cc) yang dipasangnya, kemudahan penggunaan dari sepeda motor tersebut,
dan ekonomis dalam perawatan.
Nama bagian-bagian Rangka
112277
Gambar : 1. Rangka sepeda motor
Keterangan
gambar :
1. Sumbu
kemudi
2. Pipa
rangka alas
3. Rangka
pipa punggung
4.
DuduKan peredam getaran
5. Pipa
rangka tengah
6.
Dudukan lengan ayun
7. Pipa
rangka bawah
Pada
umumnya sebagian besar jenis rangka menggunakan bahan dari besi dan aluminium.
Aluminium akan menghasilkan bobot yang lebih ringan dari pada besi dalam bentuk
yang sama. Untuk sepeda motor produksi yang sekarang hampir sebagian besar
menggunakan jenis rangka dari bahan pipa bulat dari berbagai jenis ukuran dan
ketebalan. Ada juga beberapa yang menggunakan jenis rangka dari bahan pipa segi
empat dan empat persegi panjang. Rangka dituntut kuat, ringan, indah, dan mudah
dalam perawatan.
Macam-macam rangka
a) Pressed steel
Rangka
ini terbentuk dari pelat baja yang seluruhnya dipres (lempengan). Umumnya pada
jenis ini mempunyai pola back bone (bentuk tulang punggung).
Gambar : 2. Rangka jenis pressed steel
b) Back bone
Jenis
rangka ini dibuat dari gabungan antara pipa dan press steel. Rancangan dasar
jenjs rangka ini diutamakan untuk penggunaan pada jenis sepeda motor bebek dan
scooter.
c) Tubular pola single cradle
Jenis
rangka single cradle memiliki satu buah pipa di bawah (down tube) dan
satu buah pipa utama (main pipe) pada bagian depan mesin. Secara struktur
bagian-bagian dari rangka ini mengusung posisi dudukan mesin. Penggunaan
yang utama jenis rangka ini adalah jenis sepeda motor offroad, jenis
on-road, dan tipe sport dengan cc sedang, Disamping mempunyai kekuatan
prima, jenis rangka ini juga mudah dalam perawatan.
Gambar : 4. Rangka jenis pressed steel
112299
d) Tubular pola double cradle
Jenis
rangka double cradle hampir sama dengan jenis single cradle. Hanya pada jenis
ini memiliki dua buah pipa bawah (down tube). Hal ini akan manghasilkan
kekuatan sistem rangka. Jenis rangka ini dipakai pada sepeda motor jenis on-road
dengan cc besar. Pada tipe tertentu bagian dari down tube dapat
dilepas pada saat pemasangan dan melepas mesin.
Gambar :.5. Rangka jenis pressed steel
e) Rangka jenis aluminium
Rangka
jenis aluminium mempunyai bobot yang ringan dibandingkan dengan rangka dari
besi. Penggunaan pipa segi empat dan empat persegi panjang. Pada jenis ini akan
menjadikan rangka semakin kuat dan tahan terhadap tekanan. Bagian-bagian rangka
(sub-frame) dapat dilepaskan untuk tujuan memudahkan dalam perawatan.
Jenis rangka ini dipakai pada sepeda motor tipe sport.
Gambar : 6. Rangka jenis pressed steel
130
Rangka dan kestabilan
Kondisi
rangka menentukan kestabilan kendaraan. Jika kondisi rangka tidak sesuai dengan
standar ukuran yang sebenarnya, maka akan mengakibatkan timbulnya kerusakan,
misalnya: bengkok, patah/retak pada bagian sambungan rangka. Kerusakan
sambungan rangka dapat terjadi karena akibat benturan keras (kecelakaan) atau
bermuatan yang melampaui batas kemampuan.
B. Sistem
kemudi sepeda motor
Sistem
kemudi berfungsi untuk membelokkan roda depan ke kiri dan ke kanan dengan cara
mempergunakan tenaga tangan melalui batang kemudi (stang) yang diterusakan ke
garpu depan (front fork). Kelengkapan kemudi berfungsi sebagai pengarah
jalannya kendaraan. Selain penampilan, panjang pendeknya stang kemudi merupakan
unsur yang harus diperhitungkan, karena batang kemudi yang panjang akan ringan
untuk digerakkan, namun kendaraan menjadi kurang lincah. Sebaliknya batang kemudi
yang pendek membuat gerakan kendaraan menjadi lincah, namun berat untuk
dikendalikan. Sistem kemudi dan kelengkapannya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
(A) (B) (C)
Gambar :7. Kemudi dan kelengkapannya113311
Keterangan
gambar:
1. Batang
kemudi
2.
Penghubung garpu bagian atas
3.
Pengikat stang
4. Poros
kemudi
5. Kones
bagian atas
6. Peluru
baja
7. Karet
penahan kotoran
8. Kones
bagian bawah
a. Caster
dan Trail
1) Caster
Adalah
sudut kemiringan dari poros kemudi dalam satuan derajat. Dengan menarik garis
sejajar poros kemudi, maka akan didapat suatu sudut yang dihitung dan garis
yang mendatar (horizontal).
Gambar :8. Caster
Dengan
sudut caster yang kecil berarti memperpanjang jarak trail. Dalam hal ini
pengendalian sepeda motor terasa baik untuk jalan yang lurus dengan kecepatan
tinggi. Tetapi pada kecepatan rendah, pengendalian terasa berat dan kurang enak
untuk menikung.
132
2) Trail
Trail
adalah jarak antara titik potong dari garis melalui poros kemudi dengan jalan
mendatar (horizontal), ke titik tumpu ban depan diatas jalan.
Gambar : 9. Trail
Dari
penjalasan kedua ukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih besar sudut
casternya, maka lebih kecil jarak trailnya. Caster dan trail harus diperhitungkan
secara tepat, karena berhubungan erat sekali terhadap pengaruh kestabilan
sistem kemudi dari sepeda motor.
C. sistem
suspensi sepeda motor
Suspensi
merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan roda terhadap rangka.
Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat berjalan dengan
nyaman dan aman, untuk itu maka suspensi sepeda motor harus dapat :
1. Menyerap bantingan dan goncangan akibat kondisi jalan.
2. Meneruskan gaya pengereman dan pengemudian.
3. Mengantar gerakan roda.
4. Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan.
Gambar :10. Prinsip kerja suspensi
113333
Sistem
suspensi merupakan gabungan atau perpaduan antara pegas dan peredam kejut (unit
shock absorber ).
Gambar : 11. Komponen suspensi sepeda motor
a. Suspensi Depan
Suspensi
depan sepeda motor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Jenis Telescopic
Sistem
suspensi depan jenis telescopic paling banyak digunakan pada sepeda motor baik
jenis sport, bebek, dan scooter. Suspensi jenis ini bekerja berdasarkan
pergerakan turun naik pipa garpu yang mendapat bantuan tekanan pegas dan
sebagai fungsi damping (peredam) dari system suspensi.
Gambar : 12. Suspensi jenis telecospic
2) Jenis bottom link
- Leading
link
134
Gambar :13. Suspensi jenis leading link
Jenis
suspensi depan yang dirancang memiliki pivot link (lengan ayun) menghadap ke
arah depan dan shock absorber ditahan oleh leading edge pada garpu. Suspensi
ini banyak digunakan pada sepeda motor jenis bebek.
-
Trealing
link
Gambar :14. Suspensi jenis trealing link
Jenis
suspensi depan yang dirancang memiliki posisi poros (axle) yang didukung oleh
Jinks dan shock absorber. Leading link memiliki lengan ayun yang menghadap ke
arah belakang. Suspensi ini banyak digunakan pada sepeda motor jenis scooter /
vespa.
b. Suspensi Belakang
Suspensi belakang
jenis swing arm memberikan kenyamanan dalam pengendaraan serta mambantu daya
tarik dan kemampuan mengontrol gerakan roda yang baik. Pada umumnya semua
sepeda motor menggunakan system kerja dasar suspensi belakang seperti ini.
Suspensi belakang dengan system dasar swing arm ini dirancang untuk beberapa
jenis, tergantung dari kebutuhan sistem redamnya serta disain dari swing
armnya.
1) Suspensi Double Shock
Jenis ini
mempunyai dua peredam kejut yang mendukung bagian belakang frame body dan swing
arm. Suspensi ini umum digunakan, karena sangat sederhana proses pemasangannya,
jumlah komponen yang lebih sedikit, serta mempunyai sistem dasar yang ekonomis.
Gambar :15. Suspensi belakang model double shock
2) Suspensi Single Shock
belakang
frame body dan bagian swing arm. Suspensi ini mempunyai konstruksi yang rumit.
tetapi lebih stabil dibanding jenis double suspensi. Banyak digunakan pada
sepeda motor modern dan untuk keperluan sport. Jenis suspensi ini mempunyai
satu peredam kejut yang mendukung bagian
Gambar : 16. Suspensi belakang model single shock
136
c. Shock Absorber
Shock
absorber atau peredam kejut adalah komponen dari suspensi untuk meredam getaran
bodi sepeda motor, sehingga jalannya sepeda motor dapat rnemberikan kenyamanan
pada pengendara. Energi gerak dari bagian yang bergetar dirubah melalui gerakan
menjadi panas. Fungsi dari peredam kejut pada suspensi adalah mengontrol
gerakan balik dari pegas suspensi. Sehingga dapat memelihara kenyamanan pada
pengendaraan.
1) Prinsip peredam kejut
a) Tanpa peredam kejut
Gambar : 17. Prinsip suspensi tanpa peredam kejut
Garis
diagram pada gambar diatas menjelaskan bahwa hanya dengan pegas saja tidak
sanggup unluk menyerap goncangan akibat kondisi jalanan. Karena goncangan yang
diterima pegas akan dikembaiikan lagi sehingga pegas akan bekerja dengan
gerakan mengayun, Dalam hal ini pengendara sepeda motor merasa tidak nyaman dan
berbahaya.
Gambar : 18. Prinsip suspensi dengan peredam kejut
b) Dengan peredam kejut
113377
Apabila
mempergunakan peredam kejut seperti gambar diatas, maka goncangan / bantingan
yang diterima sebagian besar diserap oleh peredam kejut sehingga pengendalian
lebih stabil dan nyaman.
D. Sistem
rem sepeda motor
a. Fungsi
Sistem
rem pada sepeda motor berfungsi untuk mengurangi kecepatan laju sepeda motor
dan menghentikannya. Prinsip sistem pengereman adalah merubah energi kinetik
menjadi energi panas dalam bentuk gesekan.
Gambar : 19. Prinsip pengereman
b. Macam-macam rem
1) Rem tromol
Gambar : 20. Rem tromol
138
Nama
komponen rem tromol
1. Tromol
2. Kampas
Rem
3.
Bubungan Rem
4. Sepatu
Rem
5. Pegas
Pengembali
6.
Anchor-Pin
2) Rem
cakram
2) Rem
cakram
Gambar :21. Rem cakram
Nama
komponen rem cakram
1.
Kaliper
2. Pegas
Penahan
3. Cakram
(Piringan)
4. Balok
rem (Pad)
5. Sil
karet
6. Piston
7. Baut
nipel
Rem
cakram dilengkapi dengan kaliper yang berfungsi sebagai dudukan/tempat piston
dan pad rem. Kaliper pada rem cakram ada dua jenis yaitu, kaliper tetap (gambar 22 A) dan kaliper luncur (gambar 22 B).
(A) (B)
Gambar : 22. Kaliper
c. Sistem penggerak rem
Sistem
penggerak rem berfungsi untuk mengendalikan pengereman, melalui mekanisme tuas
atau handle pengereman. Sistem penggerak rem pada sepeda motor dilakukan oleh
tangan atau kaki pengendara. Sistem penggerak rem terdiri dari dua macam, yaitu
sistem mekanis dan sistem hidrolis. Sistem mekanis menggunakan kabel baja yang
dihubungkan dari handle rem tangan ke bubungan rem di dalam tromol rem atau ke
tuas rem cakram apabila menggunakan rem cakram. Cara kerja system pengereman
mekanis pada rem tromol dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
(A) (B)
Gambar : 23. Cara kerja rem tromol
Apabila
handle rem ditarik, maka kabel rem akan menarik tuas pada bubungan rem,
sehingga bubungan rem akan bergerak berputar menekan sisi ujung kedua kanvas rem.
Pada saat sisi ujung kanvas rem tertekan bubungan rem, maka kanvas rem akan
menggesek tromol rem, akibatnya putaran tromol akan dihambar oleh gesekan
kanvas rem. Pada sistem rem hirolis, pengereman terjadi apabila handle rem
ditarik, maka piston rem pada handle rem akan menekan minyak rem dan tekanan
minyak rem diteruskan ke silinder roda yang terdapat pada kaliper. Pada saat
minyak rem menekan piston pada silinder rem, maka piston akan mendorong pad
(kanvas rem) untuk menjepit cakram, sehingga terjadi pengereman akibat putaran
cakram (piringan) tertahan oleh gesekan pad. Cara kerja rem cakram dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
(A) (B) (C)
Gambar : 24. Cara kerja rem cakram
114411
5.Melakukan
perawatan sistem rem dan kemudi
a. Keausan Kampas Rem
1) Drum brake/rem tromol.
Jika
tanda panah pada brake panel telah menunjukan pada tanda "D" pada
saat rem bekerja. Bukalah brake panel dari roda, dan periksalah kampas rem dari
keausan. (lihat gambar disamping).
Periksa
juga dari terjadinya keausan pada brake drum (tromol) setiap kali membuka bake
panel dari roda. Jika tromol menunjukkan tanda-tanda retak atau terjadi karat
yang parah, tidak perlu dibersihkan dengan kain lap atau amplas, pastikan untuk
menggantikannya dengan yang baru.
2) Disk brake / rem cakram.
Gantilah
kampas rem, apabila tanda batas keausaan sudah mencapai garisnya. Tanda batas keausan
dapat terlihat secara jelas yang terletak pada bagian ujung dan kampas rem, biasanya
berupa garis berwarna merah. (lihat gambar disamping).
Gambar 24
Pemeriksaan
adanya udara pada Sistem Rem hidrolik. Pada rem hydrolik apabila handle rem
ditekan dan terasa tanpa adanya tekanan balik, ini berarti terdapat udara didalam
sistem hidrolik. keluarkan segera udara tersebut melalui saluran buangan udara
yang bersih dibawah caliper.
b.
Penyetelan Jarak main Bebas (Free Play).
Pada
sistim rem mekanis, penyetelan jarak main handle rem tangan maupun pedal rem
kaki dapat dilakukan sbb :
1) Rem Tangan
Penyetelan
utama dilakukan pada brake panel dengan cara melonggarkan lock nut dan memutar
adjuster sesuai jarak main handle rem. Penyetelan berikutnya, adalah pada stang
stir, dengan cara yang sama. Jarak Main Bebas : 10 20 mm.
2) Rem Belakang
Lakukan
penyetelon pada brake panel belakang dengan cara memular adjuster nutsesuai
free play dari pedal rem. Jarak Main Bebas:20 30 mm. Pastikan
posisi adjuster nut berada pada pin sesuai dudukannya, setelah free play pada
brake pedal sudah didapatkan. Setelah selesai penyetelan, jangan lupa periksa
juga:
1.
Kencangkan adjuster lock nut pada rem depan maupun belakang.
2.
Kekencangan Brake Rod pin.
3.
Kekencangan mur Broke arm,
4.
Kekencangan baut-baut pengikat capiler pada rem disk.
Periksa
fungsi pengereman pada saat kendaraan dikendalikan.
144
c. Minyak
Rem
Periksalah
kondisi permukaan minyak rem dan endapan kebacoran yang terjadi pada sistim rem
hidrolik. Jika terjadi kebocoran pada bagian-bagian dari sistim rem ini,
lakukanlah perbaikan dan ganti parts bilamana perlu. Periksalah juga
bagian-bagain pipa rem, sambungan pipa rem dari kerusakan, atau kekendoran
pengikatan dan pastikan bahwa pipa rem hidrolik bersentuhan dengan benda-benda
yang bergerak pada saat suspensi depan bekerja, atau terdengar suara-suara yang
tidak wajar saat kendaraan berjalan. Sebelum membuka tutup wadah minyak rem,
letakan/putar stang stir pada posisi permukaaan minyak rem mendatar dan rata.
Sebelum memperbaiki sistim ini, hamparkan koain lap pada benda-benda yang mudah
rusak apabila terkena minyak rem. Gunakan minyak rem yang sejenis untuk,
menambah atai mengganti minyak rem.
114455
Apabila
minyak rem di dalam wadah berkurang, tambahkan dengan cara membuka tutup dan
diafragma pada wadah, kemudian isi sampai mencapai batas UPPER LEVEL. Periksa
juga kampas rem dari keausan. Apabila kampas rem aus ketinggian minyak rem akan
turun, ini dikarenakan minyak rem menekan piston caliper yang maju menekan
kampas rem. Jika kampas rem tidak terjadi keausan, akan tetapi ketinggian
minyak rem turun, periksalah dari terjadinya kebocoran.
d. Stang
Kemudi
Letakan
posisi sepeda motor padakeadaan roda depan terlelak pada lantai, kemudian putar
slang kernudi dengan gerakan yang agak lambat dan pastikan bahwa gerakan
tersebut lancer tanpa hambatan. Apabila gerakan1terasa
tidak lancar dan agak berat,
lakukan
pemeriksaan pada :
1. Kabel atau wireless dari
adanyaa gangguan terhadap pergerakan stang kemudi.
2. Kerusakan atau keausan bering stang kemudi.Keseimbangan pada roda depan yang mempengaruhi stang kemudi
3. Kebengkokan terhadap bagian-bagian suspensi depan dan rangka
bagian depan.
Jika
stang kemudi menunjukan goncangan yang kuat pada pengendaraan dengan kondisi
normal. Periksa bagian - bagian sbb:
1. Roda depan dari kelancaran putaran.
2 2. Ssistem dari terjadinya kelonggaran,
3. Steer ing mounting dari terjadinya kelonggaran. Atau pemeriksa dan
stel steering head bearing dengan memutar steering bearing adjuster nut
Demikian penjelasan singkat tentang chasis sepeda motor, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
The King Casino | Jancasino
ReplyDeleteThe King Casino is an online casino which you can 더킹카지노 enjoy at Jancasino 우리카지노 계열사 with a stay happyluke in hotel and casino facilities. It's open daily 24 hours a day,