ALAT – ALAT UKUR
Sebelum anda mengukur tahan-an, pertama anda harus memu-tar tombol kalibrasi ohm, dengan ujung test lead dihubungkan sampai jarum menunjukkan ang-ka “0” pada skala ohm.
Cara Penggunaan Kunci momen Preset Type
Guide tools digunakan untuk menuntun dalam pemasangan suatu komponen, contohnya adalah Clutch Guide Tool
I.
DIAL GAUGE (DIAL INDICATOR)
Dial gauge
digunakan untuk meng-ukur kebengkokan
poros, run out, dan backlash. Dengan ketelitian : 0,01 mApabila jarum
panjang membuat satu putaran penuh (100 strip), maka jarum pendek bergerak 1
strip (1 mm)
Metoda Pengukuran
- Pengukuran run out
1.
Bersihkan benda yang akan diukur
2.
Letakkan V-block pada tempat yang rata
dan letakkan poros (cam shaft) di atas V-block
3. Sentuhkan spindle dial gauge pada
permukaan poros dan pastikan spindle tegak lurus dengan poros
4. Putar poros perlahan-lahan, dan bacalah
jumlah gerakan pointer
5. Hasil pengukuran adalah 0,08 mm
II. MICROMETER
Micrometer dibagi
menjadi dua macam :
1.
Outside micrometer : Mengukur diameter
luar
2.
Inside micrometer : Mengukur diameter dalam
Kedua alat ini memiliki ketelitian 0,01 mm. Satu putaran thimble terdiri
dari 50 strip (0,5 mm)
Kalibrasi Outside Micrometer
Kalibrasi Outside Micrometer
1.
Memeriksa
tanda “0”
Bersihkan anvil
dan spindle dengan kain bersih. Putar rachet stopper sampai anvil dan spindle
bersentuhan, dan putar stopper 2 atau 3 kali putaran untuk lebih meyakinkan.
Micrometer telah dikalibrasikan dengan benar jika “0” thimble lurus dengan
garis pada outer sleeve
2.
Menyetel
tanda “0”
a a. Jika
kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kunci spindle dengan lock clamp. Kemudian
putar outer sleeve sampai tanda “0” thimble lurus dengan garis, dan periksa
kembali tanda “0”.
b. Jika
kesalahannya melebihi 0,02 mm. Kunci spindle dengan lock clamp, kendorkan
stopper sam-pai thimble bebas, luruskan tanda “0” thimble dengan garis pada
outer sleeve, dan kencang-kan kembali rachet stopper, dan periksa kembali tanda
“0”.
Membaca Hasil Pengukuran
Jarak strip di
atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm,
dan jarak strip di bawah garis adalah 0,5
mm. Dan nilai 1 strip pada thimble adalah 0,01 mm. Nilai hasil ukur ialah jumlah
pembaca-an ketiga skala tersebut
Pembacaan skala di atas garis :
7,00 mm
Pembacaan skala di bawah garis : 0,50
mm
Pembacaan skala thimble :
0,15 mm +
Hasil ukur =
7,65 mm
III.
VERNIER CALIPER
Vernier caliper digunakan untuk mengukur diameter luar, diame-ter dalam, dan mengukur
keda-laman. Ketelitiannya adalah 0,05
mm
Jika skala vernier
digerakkan ke kanan sampai angka 1 lurus dengan salah satu strip “skala utama”
seperti gambar di samping, hasilnya terdapat celah 0,1 mm
Jika skala vernier
digerakkan ke kanan sampai angka 5 lurus dengan salah satu strip “skala utama”
seperti gambar di samping, hasilnya terdapat celah 0,5 mm
Membaca Hasil
Pengukuran
Seperti gambar di atas, nilai di depan koma diambil dari penunjukkan angka “0” vernier, yaitu
25 mm sedangkan angka di belakang koma diambil dari titik dimana kedua garis
skala vernier dan skala utama bertemu yaitu 7 jadi pembacaan adalah 25,7 mm
Menangani Vernier Caliper
a. Sebelum pengukuran bersihkan vernier
caliper dan benda yang akan di ukur
b.
Perhatikan
cara-cara pengukuran di bawah ini :
V.
CYLINDER GAUGE
Cylinder gauge adalah alat untuk mengukur diameter silinder, dengan ketelitian 0,01 mm
Cara Pemilihan Replacement Rod dan Washer
a. Ukur diameter silinder dengan vernier
caliper
b. Lihat angka dibelakang koma, apakah
lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm
Contoh :
1. Bila
hasil pengukuran : 52,30 mm,
pilihlah sebagai berikut :
Replacement
rod : 50 mm
Replacement
washer : 2 mm
b 2.Bila
hasil pengukuran : 52,70 mm,
pilihlah sebagai berikut :
Replacement
rod : 50 mm
Replacement
washer : 3 mm
Metoda Pengukuran
1. Ukur
diameter silinder deng-an vernier caliper. Pilihlah re-placement rod dan washer
yang sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran diameter
adalah 91,00 mm, gunakan replacement rod 90 mm dan replacement washer 1 mm
2. Set
micrometer pada 91 mm (seperti hasil ukur di atas), masukkan replacement rod
dan measuring point kedalam micrometer, dan dial gauge diset ke “0”
3. Masukkan
cylinder gauge pada posisi diagonal ke da-lam silinder, gerakkan cylin-der
gauge sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan adalah
0,08 mm sebelum “0”, berarti dia-meter silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari
91 mm. Karena itu diameter silinder adalah 91,08 mm (91,00 + 0,08 mm)
V.
CALIPER GAUGE
Caliper gauge adalah alat ukur yang menggunakan dial gauge.
Ada 2 tipe caliper gauge yaitu inside
caliper dan outside caliper Yang umum digunakan untuk mengukur komponen
automotif adalah inside caliper gauge.
1. Ukurlah
diameter dalam dengan vernier caliper. Katakanlah hasil-nya 8,40 mm,
selanjutnya set micrometer ke angka yang mendekati hasil ukur dari vernier
caliper dan kelipatan dari 0,5 mm yaitu 8,50 mm
2.
Tempatkan
kaki-kaki caliper di-antara anvil dan spindle micro-meter. Gerakkan
calipersampai mendapat angka terkecil. Kemudian set dial gauge ke “0”
3. Tekan
tombol caliper gauge dan masukkan lug pada diameter dalam benda yang akan
diukur dan bebaskan tombol. Gerakkan caliper sampai didapat pembacaan terkecil.
Jika pembacaan menunjukkan 0,08 mm, berarti diameter dalam adalah 8,42 mm (8,50
– 0,08 mm).
VI.
PLASTIGAGE
Plastigage digunakan untuk mengukur celah oli dari poros engkol. Plastigage mempunyai ukuran yang
berbeda : warna hijau (0,025-0,076 mm),
warna biru (0,102- 0,229 mm), warna merah (0,051-0,152 mm)
Metoda Pengukuran
1. Bersihkan
tangan, crank shaft pin dan bantalan
2.
Ambil
plastigage dari dalam am-plopnya sesuai lebar bantalan
3.
Letakkan
plastigage dari dalam pembungkus pada crank shaft pin seperti pada gambar.
4. Pasang
bearing cap dan kencangkan mur–murnya
sesuai moment spesifikasi. Jangan me-mutar crank shaft
5. Lepas
bearing cap dan ukurlah lebar plastigage dengan meng-gunakan skala yang
terdapat pada amplopnya. Bila lebar tidak merata, ukurlah pada tempat yang
paling lebar
VII. MULTI TESTER
(VOLT, OHM, dan AMPERE METER)
Multi tester adalah alat pengetes
kelistrikan. Penggunaannya un-tuk mengukur tegangan
DC dan AC, tahanan, dan arus DC. Multi tester dibagi menjadi dua yaitu tipe digital dan tipe analog.
Petunjuk berikut ini adalah untuk
tester model analog (tipe jarum)
Metoda Pengukuran
a. Pemeriksaan dan Penyetelan Skala Nol
Sebelum
menggunakan multi tester, anda harus memastikan bahwa jarum penunjuk ada di
bagian garis ujung sebelah kiri pada skala.
Apabila tidak, putarkan pointer calibration screw dengan
obeng sampai jarum penunjuk berada tepat pada ujung garis kiri.
Mengukur Tegangan DC
Daerah pengukuran
tegangan adalah 0 – 500 Volt. Hubungkan test lead warna merah ke terminal
positif dan test lead warna hitam ke terminal negatif tester. Posisikan range
selector pada salah satu daerah DCV dengan pilihan :
Kemudian hubungkan test lead warna merah dengan terminal
positif dari sumber arus dan test lead warna hitam dengan terminal negatif dari
sumber arus, dengan kata lain multi tester dihubungkan pararel dengan
rangkaian.
Contoh :
Range selector dipilih pada 25 DCV, jarum penunjuk akan
terbaca 12 V.
Mengukur Tegangan AC
Daerah pengukuran
tegangan adalah 0 – 1000 Volt. Hubungkan test lead dan posisikan range selector
pada salah satu daerah ACV dengan pilihan
Hubungkan test lead secara pararel dengan rangkaian
Contoh :
Pembacaannya adalah 100 Volt AC, sebab range selectornya diset
pada 250 ACV
Daerah arus yang dapat diukur adalah 0
– 20 A
1. Mengukur arus DC dari 0 – 250 mA
Hubungkan test
lead pada terminal tester dan setel selector ke 250mA DCA. hubungkan test lead
secara seri pada rangkaian.
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 30 mA, sebab selector diset pada
250mA
2. Mengukur arus DC dari 0 – 20 A
Hubungkan test
lead pada terminal tester dan setel selector ke DC A 20A. hubungkan test lead
secara seri pada rangkaian.
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 1 A, sebab selector diset pada 20A
Mengukur Tahanan
1.
Kalibrasi
Sebelum anda mengukur tahan-an, pertama anda harus memu-tar tombol kalibrasi ohm, dengan ujung test lead dihubungkan sampai jarum menunjukkan ang-ka “0” pada skala ohm.
Kalibrasi ini diperlukan setiap kali anda merubah range
2.
Pengukuran
Setel selektor pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa
skala untuk mengukur tahanan. Posisi “K” untuk 1.000, dengan demikian 10 K
berarti 10.000 dan sebagainya
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 90 W, sebab range selector diset pada X10 W
VIII.
TACHOMETER MESIN DIESEL
Tachometer adalah alat untuk mengukur putaran mesin [RPM
(Rotary Per Minute)]
1. Persiapan
a. Pastikan
jarum pada posisi “0” Jika tidak, set dengan memu-tar adjusting screw.
b. Keluarkan
pick-up probe dari bagian belakang tachometer dan pasang pada connector.
c. Set
batt/RPM selection switch pada posisi “Batt Chk” dan periksa apakah jarum
berge-rak ke daerah OK . Jika tidak ganti battery
2. Pengecekan
RPM
a.
Set cycle selection knob ke 4.
b.
Set sensitivity pada auto .
c.
Set Batt/RPM selection switch ke posisi
“RPM”.
d.
Hubungkan pick-up probe ke injector
holder no.1.
e.
Baca hasil pengukuran
IX. TUNE UP TESTER
Tune up tester adalah alat yang berfungsi untuk memeriksa breaker point, dwell angle, putaran mesin
(rpm), tegangan battery, sistem pengisian dan kevakuman dari intake manifold
1. Saklar seleksi (test select)
a.
Breaker
point
b.
Dwell
c.
Rpm
d.
Volt
e.
Saklar
seleksi jumlah silinder : 4 Cyl, 6 Cyl, 8 Cyl
f.
Niple
selang vakum dan penyetel damper vakum
g.
Pengecekan
dwell angle dan Rpm
h.
Pengecekan
out put
i.
Meter
indikator : Rpm, Dwell, Breaker point dan volt
j. L/H lamp led indikator
Lampu indikator putaran rendah (L)
Lampu indikator
putaran tinggi (H)
2. Vakum meter
3. Timing light
4. Kabel klip power battery
5. Kabel klip distributor
6. Pick up klip distributor
7. Adaptor vakum intake manifold
Cara Penggunaan
1. Mengukur Breaker Point
a. Pasangkan
kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau
massa body.
b. Pasangkan
kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-)
ignition coil.
c. Putar
saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
d. Tentukan
pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi breaker point.
e. Pengukuran
breaker point dilakukan saat mesin mati tetapi kunci kontak pada posisi ON.
f. Apabila
breaker point pada saat ini dalam keadaan tertutup dan hubungan point tersebut
baik, maka jarum pada posisi strip hijau (OK) di kiri. Sedangkan apabila point
tidak baik, maka jarum berada di luar daerah hijau.
2. Mengukur Dwell Angle
a. Pasangkan
kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau
massa body.
b. Pasangkan
kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-)
ignition coil.
c.
Putar
saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
d. Hidupkan
mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
e. Tentukan
pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi dwell, maka jarum akan
bergerak dan baca angka yang tertera pada skala dwell (6).
3.
Mengukur
Rpm
a. Pasangkan
kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau
massa body.
b. Pasangkan
kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-)
ignition coil.
c. Putar
saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
d. Hidupkan
mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
e. Tentukan
pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi rpm, maka jarum akan
bergerak dan baca angka yang tertera pada skala rpm (6).
- Untuk rpm rendah baca skala 0–1600 rpm
dan lampu L menyala.
- Untuk rpm lebih tinggi dari 1600 rpm
maka lampu H akan menya-la dan bacalah skala 0 – 8000 rpm.
4.
Mengukur
Voltase Out put Alternator
a. Pasangkan
kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau
massa body.
b. Pasangkan
kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-)
ignition coil.
c. Putar
saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
d. Hidupkan
mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
e. Tentukan
pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi volt, maka jarum akan
bergerak dan baca angka yang tertera pada skala volt (6).
- Out put alternator = 13 – 15 volt.
- Jangan mempergunakan tune up tester
untuk tegangan lebih dari 20 volt.
5.
Mengukur
Waktu Pengapian
a. Pasangkan
kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau
massa body.
b. Pasangkan
kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-)
ignition coil.
c. Putar
saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
d. Hidupkan
mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
e. Pasangkan
kabel (12) pada kabel busi no. 1 dan saklar timing light (9) harus pada posisi
ON dan arahkan pada puli mesin atau penun-juk saat pengapian
X. KUNCI MOMENT (TORQUE WRENCH)
Kunci moment digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan mur, agar mencapai kete-gangan
tertentu
Dan terdiri dari 2
tipe :
1. Plate
type
2. Pre-set
type
a. Gunakan kunci moment hanya untuk
pengerasan akhir.
b. Gunakan kunci moment yang mempunyai
tingkat moment yang cukup (maximum torque).
c. Untuk mencegah agar kunci soc-ket tidak
meleset, tahanlah de-ngan tangan kiri sambil menarik handle, seperti pada
gambar
Cara Penggunaan Kunci momen Preset Type
a. Lepaskan
locker dengan arah berlawanan arah jarum jam..
b. Putar
skala utama (main scale / skala ratusan) dan skala sub (sub scale / skala
puluhan) se-suai dengan momen yang dibu-tuhkan.
c.
Kemudian
keraskan pengunci-nya (locker) dengan arah searah jarum jam.
d.
Kunci
momen siap digunakan.
XI. HIDROMETER
Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit battery. Berat jenis elektrolit
berubah menurut tingkat isi battery. Berat jenis battery penuh adalah 1,26 – 1,28.
Berat jenis juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus ini
digunakan untuk menentukan hubungan.
S20 = St + 0,007.(t –
20)
Dimana :
S20 = berat jenis
koreksi
St = berat jenis terukur
t = suhu saat
pengukuran
bila berat jenis kurang dari 1,23, harus dilakukan pengisian
battery
XII.
COMPRESSION TESTER
Compression tester digunakan untuk mengukur tekanan kompresi. Karena tekanan kompresi pada mesin
diesel tinggi, maka harus digunakan gauge dengan tekanan tinggi. Pemasangan
pada lubang injektor atau glow plug
XIII.
NOZZLE TESTER
Nozzle tester digunakan untuk meme-riksa tekanan pembukaan injektor dan kondisi injektor (kebocoran
setelah injeksi)
XIV.
RADIATOR DAN RADIATOR CAP TESTER
Tester ini digunakan untuk memeriksa kondisi radiator (sistem pendinginan) dari kebocoran dan
tutup radiator
XV.
STATIC TIMING GAUGE
Static timing gauge berfungsi untuk memeriksa timing injeksi pada pompa injeksi tipe distributor / VE
(langkah plunger)
XVI.
VALVE SPRING TESTER
Valve spring tester berfungsi untuk memeriksa tegangan pegas-pegas katup masuk dan katup buang
XVII. VACUUM GAUGE
(METYVAC)
Vacuum gauge berfungsi untuk menghasilkan vakum untuk meme-riksa komponen yang berhubungan dengan
vakum
XVIII.
TYRE PRESSURE GAUGE
Tyre pressure gauge berfungsi untuk mengukur tekanan angin ban
XIX.
TURNING RADIUS GAUGE
Turning radius gauge berfungsi untuk mengukur sudut belok roda
XX.
CAMBER CASTER GAUGE
Camber caster gauge berfungsi untuk mengukur sudut camber, caster, dan king pin inclination
XXI.
TOE GAUGE
Toe gauge berfungsi untuk mengukur besarnya toe in dalam mm
XXII.
SIDE SLIP TESTER
Side slip tester berfungsi untuk meng-ukur jumlah side slip (penyimpangan roda saat
kendaraan berjalan) per meter.
Suara buzzer atau lampu peringatan akan menyala bila side
slip melebihi standar yang ditentukan
XXIII.
SPEEDOMETER TESTER
Speedometer tester berfungsi untuk memeriksa kesalahan speedo meter.
Roda pengerak
kendaraan digerakkan oleh roller-roller, apabila terjadi perbedaan yang besar
antara speedo meter pada mobil dan pada alat maka speedo meter harus diganti
XXIV.
POWER STEERING TESTER
Power steering
tester digunakan untuk Mengukur tekanan
minyak power steering
XXV.
SMOKE TESTER
Smoke tester berfungsi untuk meng-ukur kandungan emisi (sulfur) dalam gas buang mesin diesel.
Smoke tester ini menunjukkan tingkat pencemaran dalam % (persen)
SST (SPECIAL
SERVICE TOOLS)
I. ALAT-ALAT PENYETEL (ADJUSTING KIT)
Adjusting kit adalah peralatan
khusus yang digunakan untuk penyetelan, contohnya differen-tial adjusting kit
II. ALAT-ALAT
PEMBONGKAR DAN PEMASANGAN (REMOVER AND INSTALLER)
a. Piston
Ring Compressor.
b. Cylinder
Liner Remover.
c. Valve
Spring Compressor.
d. Cylinder
Liner Installer
Remover adalah alat
yang dipakai untuk melepas atau membongkar, sedangkan replacer adalah alat untuk memasang atau mengganti
Pullers
Puller berfungsi untuk menarik
suatu benda. Sebagian besar puller memanfaatkan ulir sebagai tenaga
pembukanya.
1. Puller
Steering Wheel
2. Puller
Tie Rod
Guide Tools
Guide tools digunakan untuk menuntun dalam pemasangan suatu komponen, contohnya adalah Clutch Guide Tool
Wrench
Wrench adalah alat yang diper-gunakan untuk mengencangkan atau membuka mur atau baut
yang bentuknya spesial.
Punch
Pin punch digunakan untuk membuka atau memasang pin
Long tappered punch untuk menggaris
Solid punch digunakan untuk mendorong
Center punch digunakan untuk membuat titik untuk mempermu-dah pengeboran
PENGGUNAAN ALAT
& KESELAMATAN KERJA
PENGGUNAAN ALAT
I. WRENCH
Wrench dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori :
1. Wrench ukuran tetap :
a a. Open-end wrench
b b. Hexagonal wrench
c c. Socket wrench
d d. Box (closed-end) wrench
2. Wrench ukuran dapat distel :
a a. Adjustable wrench
b. Pipe wrench
3. Wrench yang menunjukkan torsi :
- Open-end
Wrench (Kunci Pas)
Jenis open-end
wrench ada 2 macam :
1. Single end
2. Double end
Dalam penggunaan
open-end wrench, diameter mur atau baut harus sesuai, bila tidak sesuai akan
merusak baut atau mur dan juga dapat
melukai pemakai.
Usahakan dalam penggunaan open-end wrench, tarik kunci ke
arah anda karena bila pengunci tiba-tiba lepas, jari anda tidak akan terluka.
Jika anda terpaksa mendorong kunci, doronglah dengan telapak
tangan
Panjang suatu open-end wrench di-atur sesuai dengan ukuran
jaw, deng-an memperkirakan kekuatan yang di-berikan pada kunci. Bila kunci
digu-nakan dengan cara seperti pada gam-bar, maka kunci akan rusak
Box
Wrench (Kunci Ring)
bila memungkinkan
usahakan meng-gunakan box wrench daripada open-end wrench, karena memperkecil
ke-mungkinan kerusakan pada baut/mur.
Jenis wrench
khusus yang diklasifika-sikan menurut kegunaannya :
1. Flare-nut
wrench
Digunakan untuk
mengencangkan atau mengendorkan mur pada pipa bahan bakar atau pipa rem
2. Box/open-end
wrench
Gunakan box wrench
dengan ukuran yang sesuai dengan baut atau mur, dan jangan gunakan palu atau
alat lain untuk memberikan tenaga yang ter-lampau besar. Dalam penggunaan,
tarik wrench ke arah anda.
Socket
Wrench (Kunci Sok)
Socket wrench
terdiri dari :
1. Socket
2. Extension
3. Socket handle
a. T
sliding handle
b. Rachet
handle
c. Hinged
handle
Hinged handle
digunakan untuk :
1.
Mengencangkan
atau mengendor-kan baut atau mur dengan torsi yang besar
2.
Memutar
mur yang kendur dengan cepat
3.
Menyelipkan
cross bar seperti ke-gunaan pada jenis T handle
Rachet handle
digunakan untuk me-ngencangkan atau mengendorkan pe-ngunci tanpa memindahkan
socket dari mur atau baut.
T sliding handle & extension bar
1. Head
2. Cross lever
3. Extension bar
Universal joint
digunakan untuk men-jangkau baut yang tempatnya susah dijangkau oleh kunci biasa
1. Standar
socket
2. Spark
plug socket
3. Impact
wrench socket
Hexagonal
Wrench (Kunci L)
Hexagonal wrench
biasanya disebut kunci L karena bentuknya meleng-kung seperti huruf L.
Adjustable
Wrench (Kunci Inggris)
Wrench ini
mempunyai satu jaw tetap dan satu jaw yang dapat disetel untuk mencocokkan
ukuran mur atau baut. Wrench ini hanya digunakan apabila tidak tersedia wrench
yang lain. Wrench harus disesuaikan dengan hati-hati pada mur atau baut sebelum
digunakan.
Pipe
Wrench (Kunci Pipa)
Wrench ini
biasanya digunakan untuk membuka pipa. Konstruksinya adalah jaw tetap (1) dan
jaw yang dapat disesuaikan(2) dipaskan dengan mur penyesuai (3). Pada handle
(4) terda-pat spring (5) yang mendorong lug
II. SCREW DRIVER (OBENG)
Screwdriver
berfungsi untuk mengen-cangkan dan mengendorkan sekrup jenisnya dibagi menjadi
2 macam :
1.
minus
(-)
2.
plus
atau philips (+)
Jenis-jenis
screwdriver adalah :
1.
Standar
2.
Through
shaft
3.
Square
handle
4.
Short
shaft
Dalam
penggunaannya blade tip harus sesuai dengan slot screw, dan harus diletakkan
dengan tepat.
Jangan
mempergunakan screwdriver sebagai tuas pengungkit, atau membuat lubang. Dan
jangan memutar screwdriver dengan plier (tang)
Impact screwdriver
(obeng ketok) di-gunakan untuk mengendorkan sekrup yang terlalu kencang dengan
cara mengetoknya
Palu digunakan
untuk membuka dan memasang suku cadang. Beberapa jenis palu lunak digunakan
untuk men-cegah kerusakan terhadap bagian yang dipukul.
IV. PLIER (TANG)
Plier berfungsi
untuk menjepit, memu-tar dan memotong kawat. Dibawah ini beberapa jenis plier :
1.
Tang
kombinasi
2.
Tang
lancip
3.
Tang
potong
Jenis-jenis tang
khusus :
1.
Tang
kuat
2.
Tang
piston ring
3.
Tang
snap-ring
4.
Wire
stripper
5.
Wire
stripper-crimper plier
V. GARAGE JACK
(DONGKRAK)
Garage jack berfungsi untuk mengangkat kendaraan. Yang perlu
diperhatikan saat menggunakan dongkrak adalah apabila mengangkat bagian depan
ken-daraan roda belakang harus diganjal.
VI.
SAFETY STAND
Safety stand
menunjang kendaraan yang sedang diangkat untuk pengamanan sewaktu melakukan
perbaikan. Di bawah ini diperlihatkan tempat mendong-krak (1) dan tempat
pemasangan stand (2)
I. PAKAIAN KERJA
1. Pilihlah pakaian yang benar-benar cocok
sehingga tidak mengganggu pe-kerjaan anda.
2. Jagalah kebersihan pakaian anda waktu
bekerja sebab oli atau kotoran pa-da pakaian anda akan mengotori kendaraan.
3. Pilihlah sepatu kerja yang mempunyai
sol yang tidak licin dan berkulit keras.
4. Saat mengangkat benda-benda berat atau
mempunyai permukaan yang tajam dianjurkan menggunakan sarung tangan.
5. Jangan menggunakan sarung tangan saat
mengebor dan menggerinda
II.
BEKERJA DENGAN AMAN DAN RAPIH
1. Jagalah agar tempat kerja selalu
bersih, dan saat pekerjaan selesai kem-balikan segala sesuatunya dengan teratur
2. Suku cadang bekas harus dikumpulkan
dalam kantong plastik untuk se-lanjutnya dibuang atau dikembalikan ke pelanggan
(customer).
3. Parkirlah kendaraan yang akan
diperbaiki di dalam garis stall, jangan sam-pai keluar karena akan mengganggu
kendaraan lain.
4. Jangan menempatkan sesuatu di tengah
jalan atau pintu masuk walaupun untuk sementara, karena akan mengganggu mobil
keluar atau masuk.
5. Jangan meninggalkan kunci atau suku
cadang di lantai, dimana dapat menyebabkan anda atau orang lain tersandung atau
terpeleset karenanya. Biasakan menempatkan mereka pada pada caddy atau meja
kerja
6. Bersihkan dengan segera setiap bahan
bakar, oli atau gemuk yang tertumpah.
7. Bersihkan alat-alat atau SST yang telah
dipakai.
III. PENCEGAHAN
KEBAKARAN
1. Anda harus mengetahui di mana letak
alat pemadam kebakaran dan cara menggunakannya
2. Kain yang basah karena oli atau bahan
bakar gampang sekali terbakar, karenanya harus dibuang ke dalam tempat sampah
yang tertutup dan terbuat dari logam
3. Gas yang dihasilkan saat pengisian
battery dapat terbakar. Karena itu, hindari percikan api dari tempat tersebut.
Dan jangan sekali-kali melepas kabel pengisi battery sebelum kontak dimatikan.
4. Jangan merokok kecuali di tempat yang
diperbolehkan dan jangan lupa mematikan puntung rokok sebelum membuangnya.
IV.
MENANGANI KENDARAAN PELANGGAN
1. Selama bekerja, pakailah selalu fender
cover, seat cover, dan floor cover agar tidakmerusak atau mengotori kendaraan.
2. Jagalah selalu kebersihan fender cover
dan seat cover
3. Oli atau gemuk yang ada pada tangan
atau alat-alat anda dapat mengotori kendaraan. Karena itu tangan dan alat-alat
harus dijaga agar tetap bersih.
4. Jangan sekali-kali memasukkan benda
yang tajam seperti obeng ke dalam kantong baju karena dapat merusak kendaraan
dan melukai anda sendiri misalnya anda terjatuh
5. Bersihkan selalu minyak dan oli yang
tertumpah sehingga kendaraan tidak dalam keadaan kotor. Jika oli yang tertumpah
dibiarkan begitu saja, langganan akan mengira terdapat kebocoran pada
kendaraannya, lalu membawanya kembali ke bengkel.
6. Apabila kendaraan tertumpah minyak rem,
jangan mengelap tumpahan ka-rena dapat merusak cat. Cara menanganinya adalah
dengan memberi air pada tempat yang tertumpah minyak rem.
Dmikianlah
pembahasan tentang alat-alat ukur yang biasa banyak digunakan
dibengkel-bengkel otomotif, semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca.
No comments:
Post a Comment